Sabtu, 29 Juli 2023

Berbagi Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif

Menciptakan Budaya Positif di Sekolah

 

Menbudayakan budaya positif di sekolah menjadi tugas yang tidak mudah. Hal ini menjadi sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan siswa secara optimal. Setelah belajar poin-poin penting dalam Modul Budaya Positif, seperti disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi, saya dapat terwujud.

Saya memahami pentingnya menggunakan pendekatan yang lebih tertuju pada pembelajaran dan pemahaman alih-alih hanya memberikan hukuman. Beberapa materi tentang teori motivasi memberi saya bantuan untuk menyadari bahwa penghargaan dan hukuman yang tepat dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk berperilaku baik. Adapaun , teori kontrol dan posisi kontrol restitusi membantu saya memahami pentingnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki kesalahan mereka dan belajar dari konsekuensi dari tindakan mereka, Serta dapat memilih posisi mana yang paling efektif.

Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak, memberikan pemahaman kepada saya tentang pentingnya peran guru sebagai penggerak perubahan dan inspirator bagi siswa. Keyakinan kelas juga menjadi hal menarik karena memahami bahwa keyakinan guru terhadap kemampuan siswa akan mempengaruhi hasil kerja mereka.

Pemahaman saya tentang bagaimana menciptakan budaya positif banyak mengalami perubahan yang terlihat. Saya menyadari bahwa pendekatan yang bertujuan pada pemahaman, memberikan konsekuensi yang mendidik, dan membangun hubungan positif dengan siswa dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan membangun suituasi belajar yang aman dan menyenangkan. Saya menyadari bahwa ketika materi ini diterapkan secara berkelanjutan, siswa merespons lebih baik dan lebih mau membuka diri terhadap pembelajaran. Namun, fleksibilitas juga diperlukan karena setiap siswa memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda.

Dalam interaksi dengan murid, sebelum mempelajari modul ini, saya banyak berada pada posisi otoriter yang mengharuskan anak mengikuti keinginan saya. Setelah memahami konsep-konsep pada materi budaya positif, saya lebih cenderung menggunakan posisi kontrol restitusi, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki kesalahan mereka dan belajar dari pengalaman.

Segitiga restitusi adalah alat yang sangat berguna dalam mengatasi masalah siswa. Saya telah menerapkannya dengan memahami duduk permasalahan. Percaya bahwa penting bagi pendidik untuk belajar tentang pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, strategi pengelolaan kelas yang efektif, dan kemampuan komunikasi yang baik dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua. Semua aspek ini sangat relevan dalam menciptakan budaya positif yang inklusif dan mendukung pembelajaran holistik.

Adapaun, menciptakan budaya positif di sekolah melibatkan pemahaman dan penerapan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, teori motivasi dan kontrol, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. 

0 comments:

Posting Komentar

Bagaimana Cara Merekam Layar di OBS Studio?

  OBS Studio adalah sofware perekam layar gratis dan opensource yang mudah digunakan dan punya kualitas tinggi. Berikut ini cara merekam lay...